Henry Kissinger : Dalam sepuluh tahun "Israel" akan lenyap
Henry Kissinger : Dalam sepuluh tahun
"Israel" akan lenyap
Hanin Mazaya
Kamis, 1
November 2012 06:31:39
WASHINGTON
(Arrahmah.com) - Menurut laporan media, Henry Kissinger dan enam belas
badan intelijen lainnya setuju bahwa dalam waktu dekat "Israel" akan
tidak ada lagi.
The New
York Post mengutip perkataan Kissinger : "Dalam
10 tahun, tidak akan ada lagi Israel".
Pernyataan Kissinger
datar dan tidak memiliki syarat. Ia tidak mengatakan bahwa
"Israel" dalam bahaya, tapi menurutnya bisa diselamatkan jika
memberikannya triliunan tambahan dollar dan menghancurkan musuh-musuhnya dengan
militer Amerika, lansir
Kavkaz Center.
Dia tidak mengatakan
bahwa jika teman lama Netanyahu, Mitt Romney, terpilih, "Israel" entah
bagaimana dapat diselamatkan. Dia juga tidak mengatakan bahwa jika
mengebom Iran, "Israel" mungkin dapat bertahan hidup. Dia tidak
menawarkan jalan keluar. Dia hanya menyatakan fakta : di tahun 2022
"Israel" akan tidak ada lagi.
Komunitas intelijen
AS menyetujui pernyataannya, meskipun mungkin tanggal tepat dari runtuhnya
"Israel" tidak mereka ketahui.
Enam belas badan
intelijen AS dengan anggaran gabungan lebih dari 70 miliar USD telah
mengeluarkan analisis 82 halaman berjudul "Preparing for a Post-Israel
Middle East".
Laporan intelijen AS
mengamati bahwa 700.000 pemukim ilegal "Israel" telah mencuri lahan
di tahun 1967-tanah yang seluruh dunia setuju milik Palestina, bukan
"Israel"-tidak akan berkemas dan pergi dengan damai. Karena
dunia tidak akan menerima kehadiran mereka terus-menerus di tanah yang dicuri,
"Israel" seperti Afrika Selatan pada akhir 1980-an.
Koalisi Likud
ekstrimis pemerintahan "Israel", menurut laporan intelijen AS semakin
memaafkan dan mendukung kekerasan merajalela dan pelanggaran hukum oleh pemukim
ilegal Yahudi.
Laporan tersebut
menyatakan bahwa kebrutalan dan kriminalitas oleh ekstrimis Yahudi, dan
infrastruktur apharteid yang berkembang termasuk dinding pemisah dan sistem
yang lebih kejam dari pos pemeriksaan, tidak dapat bertahan, tidak dapat
berlanjut dan tidak "selaras" dengan "nilai-nilai" Amerika.
Enam belas badan
intelijen AS setuju bahwa "Israel" tidak bisa menahan raksasa
pro-Palestina yang datang terdiri dari Musim Semi Arab, Kebangkitan Islam dan
kebangkitan Iran.
Intelijen AS
mengatakan bahwa dalam realitas ini, pemerintah AS tidak akan lagi memiliki
sumber daya militer dan keuangan untuk terus menopang "Israel"
terhadap keinginan-keinginannya.
Dalam rangka untuk
menormalkan hubungan dengan 57 negeri Islam, AS akan harus mengikuti
kepentingan nasional dan menarik diri untuk "Israel".
Menariknya, baik
Henry Kissinger maupun penulis lain dalam Laporan Intelijen AS tidak ada yang
memberikan tanda bahwa mereka akan meratapi kematian "Israel".
Ini luar biasa, mengingat bahwa Kissinger adalah orang Yahudi yang selalu
dilihat sebagai teman "Israel" dan bahwa semua orang Amerika termasuk
mereka yang bekerja untuk badan intelijen, telah sangat dipengaruhi oleh media
pro-Israel.
Apa yang
menjelaskan hal tersebut?
Amerika yang selalu
memperhatikan urusan internasional, tumbuh muak dengan sikap keras
"Israel" dan fanatismenya.
Keanehan Netanyahu
dan kinerja buruk yang selalu diejek di PBB, di mana ia mengacungkan kartun
karikatur nabi Muhammad salallahu alaihi wa sallam memegang bom sedemikian
rupa, sehingga dia sendiri yang akhirnya dijadikan model karikatur dari
"Zionis gila", merupakan yang terbaru dalam serangkaian kejanggalan
oleh pemimpin "Israel".
Faktor kedua adalah
kebencian bernanah oleh banyak orang Amerika yang merasa dominasi angkuh lobi
"Israel" terhadap wacana publik. Setiap kali seorang wartawan
terkenal Amerika menuliskan tentang "Israel", dia akan dipecat.
Seperti yang terjadi pada Helen Thomas dan Rick Sanchez.
Dan setiap kali lobi
"Israel" menampar seseorang seperti Maureen Dowd, yang baru-baru ini
mengamati bahwa fanatisme "Israel" telah menyeret AS ke dalam perang
Irak dan sekarang berusaha untuk melakukan hal yang sama dengan Iran, semakin
banyak orang mulai bangun dan menyadari bahwa orang-orang seperti Dowd, Thomas
dan Sanchez berbicara kebenaran.
Alasan ketiga,
komunitas Yahudi Amerika tidak lagi bersatu mendukung "Israel",
apalagi dengan kepemimpinan Likudnik nya.
Menurut laporan
terbaru, tidak ada lagi di kalangan pemuda Yahudi Amerika yang peduli
"Israel".
"Israel"
telah mencapai akhir dari kehidupannya. Semakin banyak termasuk politisi
dan elit AS serta warga biasa AS yang memiliki pendapat seperti itu.
(haninmazaya/arrahmah.com)
Komentar
Posting Komentar