Untuk membendung Khilafah, Barat Buat Peta Baru Timur Tengah
Untuk
membendung Khilafah, Barat Buat Peta Baru Timur Tengah
Barat tampaknya sadar
benar akan bahayanya umat Islam bersatu di bawah naungan Khilafah Islam.
Berbagai upaya dirancang oleh Barat termasuk membuat peta baru yang akan
memecah belah dunia Islam. Tidak puas memecah belah negeri Islam hingga menjadi
negara-negara lemah seperti sekarang pasca dihancurkannya Khilafah Islam tahun
1924, Barat ingin negeri Islam menjadi negara yang lebih kecil-kecil lagi.
Sebagaimana yang
dilansir (islammemo.cc, 30/9/2013), Surat kabar Amerika “The New York Times”
memperlihatkan peta baru yang menunjukkan pembagian beberapa negara di kawasan
Timur Tengah.
Dikatakan bahwa itu
adalah peta Timur Tengah yang baru, yang merupakan pusat politik dan ekonomi
dalam sistem internasional pada saat kondisi memprihatinkan, menurut surat
kabar itu.
Pembagian yang
dikemukakan oleh analis Robert Wright melalui surat kabar yang terbit hari
Sabtu (28/9) difokuskan pada Suriah, di mana perang yang menghancurkan tengah
terjadi di sana, yang membentuk titik, sehingga Suriah dibaginya menjadi 3
negara, yaitu negara Alawiyin terdiri dari minoritas yang mendominasi Suriah
selama beberapa dekade, dan yang menguasai lalu lintas laut.
“The New York Times”
menunjukkan bahwa negara yang kedua adalah Kurdistan Suriah yang dapat
memisahkan diri dan bergabung dengan Kurdi Irak pada akhirnya. Adapun negara
yang ketiga adalah negara Sunni bisa memisahkan diri dan kemudian menyatu
dengan sejumlah provinsi di Irak.
Sementara Libya, maka
surat kabar Amerika itu membaginya menjadi dua negara, yaitu Tripoli dan
Cyrenaica (Kirenaika), bahkan bisa saja menjadi tiga dengan memasuknan negara
Fezzan, yaitu sebuah daerah padang pasir yang terletak di barat daya Libya dan
mantan provinsi negara Libya, hal itu sebagai akibat dari konflik suku dan
regional yang kuat.
“The New York Times”
juga menjelaskan bahwa Irak termasuk di antara negara-negara yang telah dibagi,
dan mungkin juga Kurdi di utara bergabung dengan ke Kurdi di Suriah. Sementara
banyak daerah yang dikontrol oleh Sunni bergabung dengan Sunni di Suriah.
Sehingga selatan menjadi wilayah khusus Syiah, kata surat kabar itu.
Adapaun Yaman, maka
surat kabar itu membaginya menjadi dua negara, dan itu terjadi setelah
referendum yang mungkin dilakukan di Yaman selatan untuk menuntut kemerdekaan.
Robert Wright yang
merancang pembagian ini mengatakan bahwa “Pembuatan peta yang berbeda akan menjadi
perubahan strategis dalam permainan bagi semuanya, dan kemungkinan menjadi
pembagian baru yang akan membentuk kembali aliansi, dan tantangan keamanan,
serta arus perdagangan dan energi bagi sebagian besar negara di dunia.”
Upaya Barat ini
jelas-jelas akan gagal, mengingat saat ini muncul kesadaran umat yang luar
biasa untuk kembali bersatu dibawah naungan Khilafah yang akan menerapkan
syariah Islam. Seperti di Suriah seruan Khilafah menjadi agenda bersama umat
yang membuat Barat ketar ketir.
Berdasarkan survey yang
dilakukan oleh PEW Research Centre menunjukkan sebagian besar negeri Islam
termasuk di Timur Tengah menginginkan syariah Islam. Lembaga survey yang
bermarkas di Washington DC, Amerika, pada 30 April 2013 yang lalu mengungkap
hasil yang cukup mencengangkan . Dunia Islam mengingkan syariah Islam,
sementara itu berdasarkan syariah Islam umat Islam wajib bersatu, wajib
memiliki pemerintahan yang satu yaitu khilafah, tidak boleh terpecah belah .
Dari hasil survey PEW di
Asia terdapat prosentase sangat tinggi penduduk dunia yang mendukung syariah
Islam: Pakistan (84%), Bangladesh (82%), Afghanistan (99%), Indonesia (72%),
Malaysia (86%). Demikian pula di Timur Tengah dan Afrika, prosentase yang
mendukung syariah : Irak (91%), Palestina (89%), Maroko (83%), Mesir (74%),
Yordania (71%), Niger (86%), Djibouti (82%), Kongo (74%) dan Nigeria (71%).
Kalaulah tidak ada rezim
diktator yang kejam seperti Assad dan jenderal As Sisi yang merupakan boneka
Barat, umat akan segera bersatu di bawah naungan Khilafah. Barat menggunakan
rezim-rezim boneka yang kejam untuk memberangus keinginan rakyat bersatu
dibawah naungan Khilafah yang menerapkan syariat Islam secara kaffah
(menyeluruh). (Bjr/Af/hti-press/www.bringislam.web.id)
Komentar
Posting Komentar