Kisah Barbarossa, Laksamana Muslim Legendaris Korban Propaganda Barat
Kisah Barbarossa, Laksamana Muslim Legendaris Korban
Propaganda Barat
Hollywood adalah
corong barat dalam melakukan propagandanya untuk mengaburkan sejarah secara
tidak langsung kepada generasi Islam. Salah satu pembahasan pada artikel ini
adalah Pirates of The
Caribean dimana karakter Barbarossa sebagai Kapten Kapal Black Pearl
yang jahat dan Bengis. Malah yang lebih parah Penjelasan produser bahwa
Barbarossa adalah Karakter fiksi alias tidak pernah ada.
Film Sekuel Propaganda ini telah di produksi sebanyak 4 episode,
bahkan menurutWalt Disney Pictures telah mengumumkan jadwal
rilis film Pirates Of The Caribbean 5 pada Juli
2015. 4 (empat) Seri Film tersebut ;
1.
Pirates
of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl (2003)
2.
Pirates
of the Caribbean: Dead Man’s Chest (2006)
3.
Pirates
of the Caribbean: At World’s End (2007)
4.
Pirates
of the Caribbean: On Stranger Tides (2011)
Siapakah Captain Barbarossa (Barbossa) yg
sering kalah dikerjain Jack Sparrow itu? Ternyata sejarah
berkata lain. Sangat jauh dari apa yg di produksi oleh orang-orang kafir di
barat sana. Justru Captain Barbarosa adalah Laksamana Islam yang sangat di
segani dan di takuti di Turki pada zaman Khilafah Utsmani (Ottoman).
Berikut Biografi Beliau ;
The
Barbarosa Brothers
Pada abad ke-15 masehi, di Laut Mediterania ada dua bajak laut
bersaudara yang disebut The Barbarossa Brothers. Kedua
tokoh ini menjadi legenda dalam dunia ‘per-bajak-laut-an’ dan merupakan tokoh
bahari yang SANGAT DITAKUTI orang-orang EROPA pada
zamannya. Dan sejarah mencatat bahwa mereka adalah Bajak Laut nomor 1 yang
paling ditakuti (Baca : 8 real life pirates who roved the high seas). Kebiasaannya
ialah membajak barang-barang berharga yang diangkut oleh kapal-kapal milik
kerajaan-kerajaan Eropa yang melintasi Laut Mediterania. Awak kapal yang
dibajak biasanya diberi dua pilihan; mati karena melawan atau hidup dengan
menyerah secara sukarela.
Barbarossa bukanlah
sebuah nama. Barbarossa merupakan kata dalam
bahasa Latin –gabungan dari kata barber (janggut) dan rossa (merah) ada juga
yang mengatakan Baba Arch. Jadi Barbarrossa berarti janggut
merah. Barbarossa merupakan julukan yang diberikan oleh para pelaut Eropa
kepada kakak-beradik Aruj dan Khairuddin dari
Turki atau Khayr ad-Dīn (Khiḍr). Kedua kakak beradik ini
hanyalah pelaut-pelaut biasa yang rutin berlayar di wilayah perairan Yunani dan
Turki.
Awal
Gerakan Barbarosa
Pada suatu hari, tanpa sebab yang jelas, kapal milik keluarga
mereka diserang secara brutal oleh kapal militer Knight of Rhodes. Dalam
peristiwa ini, adik bungsu Aruj dan Khairuddin tewas terbunuh. Aruj dan
Khairuddin sangat terpukul dengan kematian adik bungsu mereka. Sejak saat itu,
mereka melakukan aksi bajak lautkepada
semua kapal-kapal militer milik kerajaan-kerajaan Kristen. Aksi-aksi mereka
sangat menggemparkan dan membuat mereka ditakuti militer Kristen. Aruj dan
Khairuddin pun kemudian dikenal sebagai The Barbarossa Brothers Pirates karena
keduanya berjanggut merah.
Kaum Eropa menyebut Barbarossa sebagai BAJAK LAUT,
meskipun tidak ada bendera hitam dan tengkorak yang menjadi simbol bajak laut.
Maka jangan heran apabila zaman perjuangan dulu, Penjajah menyebut pejuang kita
sebagiEXSTRIMIS dan sekarang para mujadin disebut
sebagai TERORIS. Bendera yang dipasang Aruj dan
Khairuddin di kapal mereka adalah sebuah bendera berwarna hijau berisi
kaligrafi doa Nashrun minallaah wa fathun qariib wa basysyiril mu’miniin, ya
Muhammad, empat nama khulafaur rasyidin, pedang Zulfikar dan bintang segi enam
Yahudi (Bintang David). Awak kapal yang dipimpin kedua bersaudara ini terdiri
atas orang-orang Islam dari bangsa Moor, Turki, dan Spanyol, serta beberapa
orang Yahudi.
Pada tahun 1492 M, Andalusia yang sejak tahun 756 M dikuasai
oleh Daulah Khilafah Islamiyah, jatuh ke tangan Pasukan Salib yang terdiri atas
pasukan gabungan Aragon DAN Spanyol. Dalam peristiwa penaklukan Andalusia ini,
jutaan orang Islam dan Yahudi tewas dibantai pasukan yang dipimpin Raja
Ferdinand II dari Aragon.
PERJUANGAN
JIHAD BARBAROSA
Peristiwa itu mengubah haluan misi dendam Aruj dan Khairuddin
menjadi misiJIHAD ISLAM. Bahu-membahu bersama
sekelompok milisi bangsa Moor, mereka kemudian menyelamatkan puluhan ribu Umat
Islam dari Spanyol ke Afrika utara (Maroko, Tunisia dan Aljazair). Kemudian
mereka membangun basis pertahanan laut di Aljazair untuk menghadang gelombang
serangan Pasukan Salib dari jalur Afrika Utara menuju Tanah Suci Palestina.
Khalifah Islam saat itu, Sulaiman I, mendengar cerita-cerita
heroik Barbarossa bersaudara. Sulaiman I sangat kagum pada heroisme mereka.
Karena prestasi mereka di lautan, akhirnya Sulaiman I mengangkat Aruj dan
Khairuddin sebagai Kapudan Pasha (Panglima Angkatan Laut) Khilafah
Islamiyyah untuk membenahi Angkatan Laut Daulah Khilafah Islamiyah yang
amburadul.
POLITIK
ADU DOMBA PIHAK SPANYOL (DEVIDE ET IMPERA)
Salah satu Senjata penjajah yang sampai hari ini masih digunakan
adalah “Politik Adu Domba”. Ya, gak jauh bedalah
ama Agama Syiah hari
ini. Sama halnya dengan perjuangan Barbarossa,
Pada tahun 1518 Spanyol berhasil menghasut Amir kota Tlemcen (Tilmisan) (baca
: wikipedia) untuk
melancarkan pemberontakan kepada kepemimpinan Aruj. Aruj kemudian menyerahkan
pemerintahan Aljazair kepada Khairuddin untuk sementara. Lalu ia memimpin
pasukan untuk berangkat ke Tlemcen. Hati Aruj sangat pilu karena ia malah
berperang dengan saudara sendiri sesama Muslim. Akibatnya ia kurang
berkonsentrasi dan pasukannya kocar-kacir. Aruj sempat lolos, namun banyak
pasukannya yang tertangkap. Karena hubungan emosionalnya dengan anak buahnya,
Aruj kembali ke Tlemcen untuk bertempur dan ia gugur dalam pertempuran
tersebut.
Dengan gugurnya Aruj, kepemimpinan
Angkatan Laut Daulah Khilafah Islamiyah beralih ke tangan Laksamana Khairuddin.
Spanyol mengira bahwa era kejayaan Barbarossa di Laut Tengah telah berakhir.
Lalu, dengan percaya dirinya, Spanyol mengirim 20.000 tentaranya ke Aljazair.
Pertempuran hebat pun terjadi, namun Khairuddin berhasil menghajar pasukan laut
tersebut.
Sejarah
dan Kehebatan Pasukan Janissary
Guna meminimalisir ancaman dari negeri sekitar Aljazair, selain
ancaman utama Spanyol, Khairuddin kemudian meminta kepada Khalifah Sulaiman I
agar kekuasaan Amir Tunisia dan Tlemcen dialihkan kepadanya. Sulaiman I pun
setuju. Pada 1519, Khalifah mengangkat Khairuddin sebagai beylerbey (Bakhlair Baik) atau
wakil Khalifah untuk wilayah Aljazair dan sekitarnya. Kemudian Khairuddin juga
ditugasi memimpin pasukan pasukan elit Daulah Khilafah Islamiyah, Pasukan
Janissary.
Dalam masa kepemimpinan Khairuddin, Pasukan Janissary berhasil
melakukan banyak penyelamatan Umat Islam di Andalusia. Tercatat mereka
melakukan 7 kali pelayaran dengan 36 buah kapal untuk mengangkut Umat Islam
Spanyol yang diburu bagai hewan oleh Ferdinand II dan Pasukan Salibnya.
Pertengahan dekade 1520-an, Pasukan Darat Janissary yang
dipimpin langsung Khalifah Sulaiman I berhasil memenangkan semua pertempuran
darat. Pada saat bersamaan, Pasukan Laut Janissary di bawah pimpinan Khairuddin
juga berhasil mengontrol lalu lintas pelayaran di Laut Tengah sepenuhnya.
Kondisi ini membuat Pasukan Salib Kristen Eropa menjadi pusing tujuh keliling.
Awal
Mula Minuman Capucchino
Dalam suasana putus asa, pada tahun 1529 di pulau Penon, Spanyol
menembakkan meriam ke menara masjid saat Adzan sedang berkumandang. Maka
terjadilah peperangan hebat di Penon dan setelah 20 hari pulau tersebut
berhasil dikuasai kembali oleh Khairuddin. Sementara di daratan, Sulaiman I
membombardir Wina (Ibukota Austria) dengan dua kali serangan namun keduanya
gagal. Pasukan Islam yang mundur dari pertempuran meninggalkan beberapa karung
kopi yang kemudian mengubah aturan Paus Roma yang sebelumnya mengharamkan
minuman yang biasa diminum kaum muslim itu. Kemudian mereka menyebut minuman
itu sebagai dengan nama Cappuccino.
Pada tahun 1535 Pasukan Salib Gabungan Spanyol dan Genoa di
bawah pimpinan Charles V dan Andrea Doria (Knight of Malta) menyerang Tunisia
dengan kekuatan 25.000 orang pasukan dan 500 kapal. Pertempuran pun berjalan
tidak imbang hingga Tunisia pun jatuh ke tangan Spanyol. Pada tahun-tahun
selanjutnya, Khairuddin Sang Barbarossa mengalami banyak kekalahan. Namun ia
berhasil menduduki kepulauan Beleares dan merampas kapal-kapal Portugis dan
Spanyol di selat Gibraltar.
Akhir
Gemilang Barbarosa Sebelum Tutup Usia
Tahun 1538, Pasukan Salib Gabungan Italia-Spanyol menyerang
Preveza yang saat itu merupakan pelabuhan penting di Laut Tengah. Andrea Doria
memimpin 40 kapal dan Barbarossa hanya memimpin 20 kapal. Namun dengan
kecerdikannya, Barbarossa memecah armadanya ke tiga arah dan menjebak Pasukan
Andrea Doria di tengah untuk kemudian membombardir armada Andrea Doria habis-habisan.
Andrea Doria dan armada lautnya pun lari dari pertempuran. Walau begitu,
Khairuddin tak mengejarnya karena ia tak ingin berperang di laut lepas,
mengingat kapal-kapal armada laut Spanyol mempunyai peralatan yang lebih
canggih. Apalagi ia hanya memimpin 20 kapal.
Tiga tahun kemudian, Pasukan Salib Gabungan Spanyol-Genoa
kembali menyerang Aljazair dengan kekuatan 200 kapal. Mereka sengaja
melancarkan serangan di luar musim berlayar, untuk menghindari pertemuan dengan
Pasukan Barbarossa. Rakyat Aljazair di bawah komando Hasan Agha berjuang sekuat
tenaga untuk mempertahankan Aljazair. Charles V dan Andrea Doria yang memimpin
serangan tak mengira bahwa pertahanan dan strategi perang Hasan Agha sangat
matang, sehingga armadanya pun kacau-balau. Ketika itu pula tiba-tiba badai
laut dahsyat menghantam Laut Mediterania. Andrea Doria dan Charles V berhasil
selamat, dan kembali ke negerinya dengan kekalahan pahit.
Tahun 1565, dalam usia senja, Khairuddin Barbarossa memimpin
pasukan untuk merebut Malta dari tangan Knight of St. John. Namun dalam
pertempuran itu, Khairuddin gugur. Kemudian Khairuddin dimakamkan di Istanbul.
Di dekat kuburannya didirikan masjid dan madrasah untuk mengenangnya. Hingga
kini makam tersebut masih terawat untuk menjadi bukti kepahlawanan Khairuddin
alias Barbarossa yang namanya masih ditakuti bangsa Eropa hingga zaman
sekarang. Subhanallah… (Redaksi/daulahislamwww.globalmuslim.web.id)
Komentar
Posting Komentar